"Welcome to Try - Againz, semoga artikel yang ada di sini bermanfaat untuk anda semua"

Jumat, 20 April 2012

Aburizal Bakrie : Saya Pernah Lebih Miskin dari Pengemis

Aburizal Bakri yang pernah beberapa kali menjadi orang terkaya di Indonesia ini tentu sangat afdol untuk dijadikan salah satu contoh dalam hal bisnis. Bagaimana dengan masalah2 yang hinggap di dirinya? Lumpur lapindo, pajak, dll?? Ya sudah itu sudah ada yang ngurusi. Sementara ini, mbah mau belajar tentang bisnis dari dia.

Saya tertarik karena membaca judulnya yang eyecatching banget. <– tulisan keminggrisnya betul ya?? Pokoknya aiykecing deh…

Judulnya yaitu : Saya Pernah Lebih Miskin dari Pengemis.

Biar mudah saya coba beberkan beberapa tips, inspirasi dan pengalaman beliau dalam poin2 :

1. Untuk sukses berbisnis kita tidak bisa hanya belajar di bangku kuliah saja. Bangku kuliah hanya mengajarkan dasar dan teori. Sisanya kita belajar kepada mereka yang telah berhasil. Orang itu tidak harus S3 untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi hanya S1 seperti saya, bahkan ada yang tidak memiliki ijasah.


2. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mimpi.
Kita harus berani bermimpi menjadi orang yang sukses. Sejarah juga membuktikan banyak temuan hebat dan orang sukses dimulai dari sebuah mimpi.

3. Setelah mimpi anda bangun, lalu pikirkanlah mimpi anda.

4. Setelah itu anda buat rencana,
buat rincian, dan bentuk sebuah tabel. Segera jalankan rencana tersebut. Dulu waktu masih kuliah, saya membuat perencanaan dan membagi waktu. Saya bangun sholat Subuh, lalu latihan karate, setelah itu tidur lagi sampai pukul 10. Baru pukul 11 belajar. Waktu kunjung pacar juga diatur pukul 19.00 sampai pukul 22.00. Jika sudah pukul 22.00, meski lagi asyik harus pulang untuk istirahat. Intinya dengan perencanaan, masalah akan terselesaikan dengan baik. Sekarang juga begitu, saya bagi waktu untuk partai dan lainnya. Pukul sekian seminar, pukul sekian jadi pembicara, pukul sekian memutuskan calon di pilkada. Kadang 10 masalah bisa saya selesaikan sehari.

5. Saat memulai usaha saya tidak mempunyai uang.
Saat akan membeli Kaltim Prima Coal (KPC) saya juga tidak memiliki dana. Caranya saya datangi calon kontraktor dan tawarkan kerjasama yang menguntungkan dia, tapi saratnya dia pinjami saya dana. Saya juga mendatangi bank dan berkata demikian. Lalu dari uang yang dipinjamkan itu, saya membeli KPC dan sekarang menjadi perusahaan besar.

6. Jangan pernah bicara tidak punya dana.
Uang datang jika ada ide besar atau ada proyek yang visible. Bill Gates juga tidak mempunyai uang, tapi dia mempunyai ide bagus. Dia tidak lulus kuliah, dia bukan anak orang kaya, tapi dari garasinya dia bisa membuat Microsoft jadi perusahaan besar.

7. Setelah anda menjalani usaha, suatu saat anda pasti akan menghadapi masalah.
Hadapi saja masalah itu, karena masalah adalah bagian dari hidup yang akan terus datang. Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu keadaan perekonomian sulit, semua pengusaha dan perusahaan juga sulit. Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar. Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.

8. Di saat yang sulit kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap. Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu. Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan. Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya. Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya.

9. Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali.
Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari. Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%. Saya juga mencari pinjaman sana-sini. Bahkan saya telah pergi ke 220 bank di seluruh dunia untuk menyelesaikan masalah saya. Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar